BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat, surat
ini termasuk golongan surat makkiyah. Surat ini dinamakan An-Nahl yang artinya Lebah. Lebah adalah mahluk ciptaan Allah
swt yang memberikan manfaat untuk manusia, dan dapat digunakan sebagai obat
bagi manusia.
Pokok –pokok dari surat An-Nahl berisi
tentang keimanan dan beberapa tentang hokum makanan dan minumam yang haram dan
halal, hukum yang membolehkan memakai perhiasan ayng berasal dari laut,
diperbolehkannya memakan makanan yang haram dalam keadaan terpaksa, larangan
mempermainkan sumpah, dan kisah-kisah tentang nabi brahim as. Dalam makalah
kali ini, pembahasan dikhususkan pada surat An-Nahl ayat 34 yang sangat
berhubungan dengan konsep dalam pendidikan islam yaitu konsep Al-Tabyin. Untuk
lebih jelasnya kita akan membahasnya dalam makalah ini.
Dalam surat An-nahl ayat 44 menerangkan
tentang tarbiyah ilmu, tentang perintah menyiarkan dan menyebarkan ilmu kepada
orang lain, agar risalah agam islam dapat tersebar dan bermanfaat bagi orang
lain.
Pendidikan merupakan hal yang sangat
strategis dalam membangun sebuah peradaban, khususnya peradaban yang Islami.
Bahkan, ayat pertama diturunkan oleh Allah sangat
berhubungan dengan pendidikan. Proses dakwah Rasulullahpun dalam menyebarkan
Islam dan membangun peradaban tidak lepas dari pendidikan Rasul terhadap para
sahabat. Dimulai dari sebuah rumah kecil “Darul Arqom” sampai membentang ke
seberang benua. Diawali beberapa sahabat sampai tersebar ke jutaan umat manusia
di penjuru dunia. Sebuah proses yang pernah menorehkan sejarah peradaban yang
membanggakan bagi umat Islam, Madinah Al Munawarah. Sejarahpun mencatat banyak
Negara yang memperkokoh bangsanya ataupun bisa segera bangkit dari keterpurukan
dengan upaya membangun pendidikan. Wajar, karena dari pendidikanlah lahir
sebuah generasi yang diharapkan mampu membangun peradaban tersebut. Hal
tersebut mengisyaratkan bahwa kemajuan pendidikan akan menjadi salah satu
pengaruh kuat terhadap kemajuan atau kegemilangan sebuah peradaban.
Namun, konsep atau teori pendidikan
mengalami sebuah perdebatan hangat bagi para pakar atau ilmuwan. Peran
pendidikan yang semakin disadari pentingnya dalam melahirkan sebuah generasi
tidaklah cukup tanpa disertai oleh konsep yang benar. Apabila kita menerima
teori ilmiah empiris sebagai sebuah paradigma dalam teori pendidikan, maka
disadari atau tidak berarti kita telah meninggalkan hal-hal yang bersifat
metafisis dalam Al Qur’an dan Sunnah. Metode ilmiah
dalam membangun sebuah teori harus dapat diamati oleh panca indera. Sebuah
teori yang belum bisa dibuktikan secara empiris tidak bisa dijadikan dasar
dalam menyusun sebuah teori termasuk didalamnya teori pendidikan. Padahal, Al
Qur’an yang diwahyukan melalui Nabi Muhammad SAW, dari masa ke masa selalu berkembang
pembuktian terhadap mukjizat Ilmiahnya, mulai dari masa lampau sampai masa yang
akan datang. Menyesuaikan dengan kemampuan manusia dalam membaca mukjizat
tersebut. Dalam Surat Al-An’am ayat 38:
…
Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, Kemudian kepada Tuhanlah
mereka dihimpunkan.”
Ditegaskan
juga dalam ayat lain, yaitu surat An Nahl ayat 89
“…
kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
Untuk itu menjadi hal yang sangat
penting dan mendasar bagi para muslim untuk memahami konsep pendidikan menurut
Al Qur’an dan Al Sunnah. Konsep dasar yang perlu untuk dikaji berawal dari
definisi atau pengertian pendidikan yang disandarkan pada Al Qur’an dan As
Sunnah.
B.
Pembatasan Masalah
Selanjutnya dari latar belakang permasalahan yang dipaparkan di
atas, maka pemakalah dapat membatasi pembahasan makalah sebagai berikut:
1.
Teks Al-Qur’an Surat An-Nahl
2.
Terjemahan Surat An-Nahl
3.
Makna Kosa Kata Surat An-Nahl
4.
Isi Kandungan Surat An-Nahl
5.
Tafsir Ayat Surat An-Nahl
C.
Tujuan
penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1.
Menambah
wawasan kita tentang surat An-Nahl mulai dari
arti, tafsir, dan sebagainya.
2.
Memenuhi
kewajiban sebagai mahasiswa pada dosen mata kuliah Qur’an Hadis.
D.
Metode penulisan
Penyusunan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi
ini dari buku-buku yang
telah direferensi oleh dosen mata kuliah Qur’an Hadis, serta buku-buku referensi
tambahan yang didapat di perpustakaan, serta informasi dari internet.
E.
Sistematika
penulisan
Untuk memudahkan makalah ini, pemakalah membagi menjadi tiga, yaitu
:
I. Pendahuluan yaitu, latar belakang masalah, pembatasan masalah,
tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
II. Pembahasan yaitu, Surat An-Nahl,Terjemahan surat An-Nahl, Kosa Kata surat
An-Nahl, Isi kandungansurat An-Nahl, Tafsir
surat An-Nahl.
III. Penutup dan daftar pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teks dan Terjemahan Surat An- Nahl ayat 44
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ
وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
keterangan-keterangan
(mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
supaya mereka memikirkan,
B.
Makna Kosa Kata
(Mufradat)
بِالْبَيِّناتِ : keterangan-keterangan (mukjizat),
yakni kami mengutus mereka dengan
keterangan-keterangan yaitu argumentasi-argumentasi yang jelas. Al-Bayyinah adalah mukjizat
yang menunjukkan kebenaran Rasul.
الزُّبُرِ : kitab-kitab, yakni kitab-kitab
syari’at dan kewajiban-kewajiban manusia.
الذِّكْرَ : al-Qur’an. Al-Qur’an dinamakan الذِّكْرَ karena ia merupakan pelajaran dan peringatan.
لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ : agar kamu menerangkan kepada umat
manusia, yakni menerangkanrahasia-rahasia syariat.
ما
نُزِّلَ إِلَيْهِمْ :
apa yang telah diturunkan kepada mereka, yaitu al-Qur’an,
وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ : dan supaya mereka memikirkan,
Tafsir per kosa kata
. وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذّكْرَ, yaitu القرآن Al-Qur’an.
لِتُبَيّنَ لِلنّاسِ مَا نُزّلَ إِلَيْهِمْ yaitu من ربهم لعلمك بمعنى ما أنزل الله وحرصك عليه واتباعك له, ولعلمنا بأنك أفضل الخلائق وسيد ولد آدم, فتفصل لهم ما أجمل وتبين لهم ما أشكل = “dari Rabb mereka karena pengetahuanmu (Muhammad) dengan arti apa yang telah Allah turunkan kepadamu, karena pemeliharaanmu terhadapnya, karena kamu mengikutinya, dan karena pengetahuan Kami bahwa sesungguhnya kamu adalah orang yang paling mulia diantara para makhluk dan pemimpin anak Adam. Maka dari itu engkau (Muhammad) harus merinci untuk untuk mereka apa yang mujmal (global) dan menerangkan apa yang sulit bagi mereka”.
لِتُبَيّنَ لِلنّاسِ مَا نُزّلَ إِلَيْهِمْ yaitu من ربهم لعلمك بمعنى ما أنزل الله وحرصك عليه واتباعك له, ولعلمنا بأنك أفضل الخلائق وسيد ولد آدم, فتفصل لهم ما أجمل وتبين لهم ما أشكل = “dari Rabb mereka karena pengetahuanmu (Muhammad) dengan arti apa yang telah Allah turunkan kepadamu, karena pemeliharaanmu terhadapnya, karena kamu mengikutinya, dan karena pengetahuan Kami bahwa sesungguhnya kamu adalah orang yang paling mulia diantara para makhluk dan pemimpin anak Adam. Maka dari itu engkau (Muhammad) harus merinci untuk untuk mereka apa yang mujmal (global) dan menerangkan apa yang sulit bagi mereka”.
وَلَعَلّهُمْ يَتَفَكّرُونَ yaitu ينظرون لأنفسهم فيهتدون فيفوزون بالنجاة في الدارين = supaya mereka melihat diri mereka sendiri agar mendapat petunjuk dan beruntung dengan keselamatan dunia dan akhirat.
C.
Takwil Surat An-Nahl
ayat 44
Ayat
ini menjelaskan bahwa Allah swt. telah mengutus rasul-rasul terdahulu diiringi dengan dalil-dalil yang jelas atas
kenabiannya dan kitab samawi, sedang Allah telah menurunkan kepada Nabi
Muhammad saw Al-Quran agar Nabi Muhammad bisa menjelaskan kepada manusia tentang
makna-makna dan hukum-hukum yang masih samar dan hokum yang masih bersifat
global (umum) .
Selain itu juga agar
manusia dapat mentafakkuri makna yang
terdapat di dalam Al-Qur’an, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk hidup, pedoman hidup,
dan penyejuk hati yang gelisah bagi manusia.
Takwil surat ini adalah, kami tidak mengutus
sebelummu melainkan orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada meraka. Kami
utusmereka dengan (membawa) keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab,
serta kami turunkan kepadamu Al Qur’an.
Kata
bayyinat merupakan dalil dan argumen yang diberikan Allah kepada para
rasul-Nya sebagai bukti kenabiaan mereka dan sebagai saksi tentang kebenaran
yang mereka bawa disisi Allah SWT.
Firman Allah وَأَنْزَلْنَاإِلَيْكَالذِّكْرَ “ Dan kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr (Al qur’an) “ maksudnya
adalah , Allah swt telah menurunkan kepadamu wahai Muhammad kitab Alqur’an ini sebagai perintah dan nasehat bagi manusia.
Firman
Allah, لِتُبَيِّنَلِلنَّا “Agar kamu menerangka, menjelaskan kepada umat manusia“ maksudnya adalah agar kamu mengenalkan kepada mereka apa yang diturunkan kepada manusia itu.
Firman
Allah, َلَعَلَّهُمْيَتَفَكَّرُونَ “Dan
supaya mereka memikirkan”maksudnya adalah, agar mereka mengambil pelajaran
dari apa yang Allah swt turunkan kepadamu. Maksud lain dari firman ini
adalah agar mereka (manusia) mentaati segala semua
yang telah diperintah oleh Allah swt dan rasulnya serta menjauhi larangan-larangan
yang semuanya terdapat dalam Al-Qur’an.
D. Aspek Tafsir Tarbawi dalam Surat An-Nahl ayat 44
Dalam adab mencari
ilmu selama ini masih sering kali diabaikan. Hubungan murid dengan guru tak
ubahnya hanya seperti penjual dan pembeli. Mari kita perhatikan kembali
adab-adab dalam mencari ilmu agar ilmu yang telah kita dapatkan dapat
bermanfaat bukan hanya manfaat dalam dunia, melainkan manfaat juga untuk
akhirat kelak.
Habib Zaid Bin
Ibrahim Bin Sumait mengungkapkan 5 adab mencari ilmu, diantaranya:
1. Mensucikan hati dari
segala pelanggaran yang dilarang Allah swt.
Imam nawawwi dalam mukodiman Sayrh Al- Muhadzab berkata:”seyogyanya bagi
seorang penuntut ilmu mensucikan hatinya dari kotoran sehingga ia layak
menerima ilmu, menghafal, dan memanfaatkanya”.
2. Ikhlas karena Allah
dalam mencari ilmu. Dalam sabda Rasulullah saw “amal perbuatan itu tergantung
pada niat”
3. Rendah hati.
4. Mengambil faedah
(manfaat) dimana saja berada.
5. Bersikap sederhana
dalam mengkonsumsi makanan dan minuman.
E. Tafsir Ayat
Dalam Konsep Al-Tabyin
Sebagaimana telah dijelaskan di atas
bahwa subjek pendidikan adalah yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
proses pendidikan. Pada surat Ar-Rahman ayat 1-6 telah jelas dikatakan bahwa
yang melakukan proses pengajaran Al-Quran dan bayan adalah Allah SWT.
Maka dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi subjek pendidikan paling utama adalah Allah swt. Allahlah yang telah
mengajarkan kepada manusia bagaimana menangis, berjalan, berbicara sampai
manusia bisa menggunakan panca inderanya. Kemudian manusia tumbuh dewasa dan
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, bagaimana taatnya tumbuh-tumbuhan
dan pepohonan kepada perintah Allah swt. Ketaatan mereka kepada Allah merupakan
kehendak Allah yang tak bisa ditawar oleh siapapun pada saat itulah secara
tidak langsung Allah pun mengajarkan kepada mereka tentang bagaimana cara
menggunakan akalnya, begitulah seterusnya sehingga manusia bisa memaksimalkan
potensi yang ada dalam dirinya.
Pada surat Ar-Rahman ayat 5, secara
eksplisit Allah mengajarkan manusia tentang Astronomi. Dimana manusia bisa
menggunakan matahari dan bulan sebagai acuan dalam perhitungan tanggal.
Penentuan tanggal ini dilandasi oleh adanya peredaran matahari dan bulan yang
beredar sesuai perhitungan yang dikehendaki oleh Allah. Peredaran ini sangat
teratur dan memungkinkan adanya kehidupan di dunia.
Pada surat An-Nahl ayat 43, Allah
menjelaskan bahwa semua rasul Allah itu adalah manusia yang diberi wahyu bukan
malaikat. Tugas utama rasul adalah tabligh (menyampaikan) wahyu dari
Allah swt. tak peduli apakah tabligh itu diterima oleh kaumnya atau
tidak, tugas rasul hanyalah tabligh. Isi dari tabligh adalah
menyampaikan berita gembira (basyiiran) dan berita menakutkan (nadziran).
Tentu saja dalam proses penyampaian ini ada proses pembelajaran, yaitu suatu
proses yang merubah tingkah laku suatu kaum, dari musyrik menjadi tauhid, dari
kufur menjadi iman walaupun tidak semuanya berubah. Dengan demikian maka rasul
adalah subjek belajar kedua setelah Allah swt.
Masih dalam ayat 43 dan 44, Allah menegaskan kepada
orang-orang kafir jika kalian tidak percaya bahwa rasul adalah manusia, maka
tanyakanlah kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan (ahladzdzikri)
tentang hal tersebut. Melalui ayat ini kita bisa mengetahui bahwa ketika kita
tidak menguasai suatu bidang ilmu, maka hendaknya kita bertanya kepada orang
yang ahli dalam bidang ilmu tersebut, dengan demikian maka kita akan
mendapatkan jawaban yang meyakinkan karena dijawab oleh Ahlinya.
Jika kita tarik ke dalam teori
pendidikan, maka proses pembelajaran yang disampaikan oleh Allah ini adalah
proses pembelajaran inquiry. Inquiry Yaitu suatu proses pembelajaran
dimana anak didik menemukan masalah dan secara aktif siswa tersebut mencari
jawabannya. Dalam ayat ini musyrikin Quraisy merasa tidak yakin akan kerasulan
Nabi Muhammad, karena Nabi Muhammad adalah seorang manusia, maka Allah
memerintahkan kepada musyrikin Quraisy tersebut untuk mencari jawabannya
sendiri kepada orang-orang Ahli Kitab, tentang rasul mereka sebelum Nabi
Muhammad, apakah berbentuk manusia atau malaikat. Dengan demikian maka subjek
pendidikan pada lanjutan ayat 43 ini adalah musyrikin Quraisy atau dalam
konteks pendidikan adalah peserta didik. Adapun ahludzdzikri hanyalah
sebagai fasilitator atau sumber belajar saja.
Pada ayat 44, Allah menegaskan bahwa
kedatangan para rasul terdahulu itu disertai dengan mukjizat dan kitab-kitab
sebagai bukti bahwa mereka adalah orang pilihan yang diutus oleh Allah swt.
Dalam konteks pendidikan peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar kita
merupakan sumber belajar yang tak ternilai harganya. Jika umat terdahulu dengan
melihat langsung terhadap mukjizat para rasul maka mereka semakin yakin akan
kerasulannya serta semakin kuat keimanannya kepada Allah, maka untuk umat akhir
zaman, dengan memperhatikan alam semesta yang terus berkembang dan mengalami
perubahan maka manusia bisa memetik pelajaran dari peristiwa alam tersebut yang
jika sumbernya dirunut terus menerus maka pada akhirnya akan kembali kepada
sang pencipta Allah swt. Jika pengetahuan ini telah ditemukan maka kemudian
didokumentasikan dalam bentuk buku yang bisa dibaca kapan saja oleh generasi
selanjutnya. Awal dari ayat ini menegaskan secara tidak langsung bahwa sumber
belajar itu adalah bayyinat
(mukjizat, peristiwa alam) dan zubur
(kitab-kitab, buku).
Pada lanjutan ayat 44, ayat ini
menegaskan bahwa Allah swt. menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad sebagai
media penjelasan kepada manusia tentang apa yang telah diturunkan kepada
mereka. Lanjutan ayat ini sesuai dengan awal ayat, bahwa buku adalah salah satu
sumber belajar, hanya saja buku/kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
adalah Al-Quran. Lanjutan ayat ini juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad sebagai
rasul merupakan salah satu subjek pendidikan bagi kaumnya, sebagaimana disebutkan
di atas bahwa tugas rasul adalah tabligh.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa diantara subjek pendidikan yang terkandung dalam surat
Ar-Rahman ayat 5-6 dan An-Nahl ayat 43-44 adalah :
1. Allah swt. sebagai peletak dasar
pendidikan bagi manusia, melalui penciptaan kehendak, panca indera dan akal.
2. Para Rasul, mereka merupakan subjek
belajar kedua setelah Allah swt. Setelah Allah memberikan bekal yang cukup bagi
manusia untuk belajar, maka kemudian Allah mengutus para rasul untuk menyampaikan
ajarannya.
3. Subjek pendidikan ketiga adalah umat
manusia itu sendiri, dalam arti atas petunjuk dari Allah dan Rasulnya maka
hendaknya manusia bisa menemukan sendiri pengetahuan yang dibutuhkannya.
Jika ditarik ke dalam dunia
pendidikan maka rasul adalah sebagai guru yang memiliki tanggung jawab untuk
mendidik umatnya (peserta didik). Pada saat yang sama peserta didik juga
sebagai subjek pendidikan yang secara aktif menggali berbagai pengetahuan di
bawah bimbingan guru. Ini sangat sesuai dengan teori pendidikan modern yang
menjadikan siswa sebagai subjek pendidikan bukan sebagai objek pendidikan.
F.
Pelajaran
Ayat dan Kaitannya dengan Subjek Pendidikan
Dalam
konteks pendidikan islam , bahwa pendidikan islam merupakan proses
pemeliharaan, pengasuhan, dan pendewasaan anak, dan dalam proses tersebut
memerlukan adanya seorang guru, materi pelajaran, kurikulum, dan metode yang
akan digunakan untuk menyampaikan materi tersebut.dalam surat An-nahl ayat 43
dan 44 terdapat komponen-komponen dalam pendidikan yaitu:
a.Allah mengutus seorang rasul
b.”ahlu dzikru” dapat dikatakan
orang yang berilmu, atau dapat disebut juga dengan guru.
c.”adzikru”, disebut dengan materi
atau kurikulum.
Pelajaran yang terkandung dalam
surat An Nahl ayat 44 antara lain :
1. Wajib bertanya kepada orang yang berilmu bagi orang yang tidak tahu
tentang urusan agamanya, baik itu masalah akidah, ibadah, maupun hukum.
2. As sunnah merupakan kebutuhan mutlak,
karena as sunnah menjelaskan secara rinci kandungan Al qur’an yang bersifat gellobal
dan menjelaskan maknanya.kaitannya dengan subjek pendidikan adalah bahwa orang-orang yang berilmu dan
rosulullah SAW adalah sebagai pelaku pendidikan. Orang yang berilmmu harus
menjawab pertanyaan orang-orang tentang urusan agamanya.
3. Allah swt telah
menurunkan kitab-kitab yang menjelaskan beberapa ketentuan yang membawa
mashlahat. Kaitannya dengan subjek pendidikan adalah bahwa manusia yang selalu
berpedoman kepada Al-qur’an hidupnya akan terarah dengan baik. Dan para peserta
didik bahwa kitab yang di maksud dalam arti buku-buku bacaan yang dapat
memberikan pengetahuan yang sangat berguna bagi penunjang pengetahuan para
peserta didik dlam proses belajar.
4. Kitab
Al-Quran yang telah diturunkan untuk manusia sebagai penjelasan akidah dan
hokum yang terkandung di dalamnya juga agar manusia dapat merenungkan isi yang
terkandung di dalamnya dan menjadikannya sebagai pelajaran sehingga mereka
mendapatkan kebenarannya.
G.
Kedudukan
Al-bayan sebagai penjelas amalah dalam islam
Tabyin” berarti menjelaskan, artinya bahwa
hadits-hadits Rasulullah saw berfungsi untuk menjelaskan atau menerangkan
berbagai hukum-hukum syariat yang masih global atau umum yang disebutkan didalam
Al Qur’an al Karim, seperti : shalat, zakat, haji dan lainnya. Salah satu
contoh hadits sebagai penjelasan(bayan)“lakukanlah shalat seperti kamu melihat
aku melakukan shalat”, “ambilah pelaksanaan hajimu dari saya”.[1] Tidak
mungkin bagi seorang muslim jika dirinya didalam melaksanakan keislamannya
hanya bersandar kepada Al Qur’an tanpa mau merujuk kepada sunnah-sunnah
Rasulullah saw. Jika demikian lalu bagaimana dirinya akan melakukan shalat?
Bagaimana dengan rakaat-rakaat shalatnya?! Bagaimana cara mereka mengeluarkan
zakat atau menunaikan manasik hajinya?! Karena penjelasan atau rincian itu
semua terdapat didalam sunnah-sunnah Rasulullah saw.
Islam tidaklah bisa ditegakkan tanpa
merujuk kepada sunnah-sunnah Rasulullah saw karena itulah para ulama terdahulu
maupun belakangan telah bersepakat bahwa sunnah merupakan sumber hukum islam
kedua setelah Al Qur’an al Karim dan sunnah merupakan hujjah (dalil) didalam
agama, berdasarkan firman Allah swt :
Artinya : “dan Kami tidak mengutus sebelum
kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al
Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada
mereka dan supaya mereka memikirkan.” (QS. An Nahl : 43 – 44)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Subjek pendidikan adalah orang atau pun kelompok yang bertanggung jawab
dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan atau yang
disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan.
pendidik
adalah individu yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Surat An-Nahl ayat 43-44 menjelaskan tentang
pembuktian bahwa semua rasul itu manusia, tidak ada alasan tidak menerima
kerasulan karena rasulnya manusia. Sebagai bukit kerasulan seseorang Allah
memberikan mukjizat dan kitab, begitu juga kepada Nabi Muhammad Allah
menurunkan Al-Quran sebagai pegangan hidup manusia.
Subjek pendidikan yang terkandung
dalam surat Ar-Rahman ayat 5-6 dan An-Nahl ayat 43-44 adalah :
1. Allah swt. sebagai peletak dasar
pendidikan bagi manusia, melalui penciptaan kehendak, panca indera, akal dan
alam semesta sebagai wahana berfikir manusia.
2. Para Rasul, mereka merupakan sumber
belajar kedua setelah Allah swt. Setelah Allah memberikan bekal yang cukup bagi
manusia untuk belajar, maka kemudian Allah mengutus para rasul untuk menyampaikan
ajarannya.
3. Subjek pendidikan ketiga adalah umat
manusia itu sendiri, dalam arti atas petunjuk dari Allah dan Rasulnya maka
hendaknya manusia bisa menemukan sendiri pengetahuan yang dibutuhkannya.
Nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari
surat An-Nahl ayat : 43 dan 44 antara lain:
1. Menganjurkan
kita untuk bertanya apabila kita tidak tahu.
2. Apabila kita
mempunyai ilmu sebaiknya ajarkan kepada yang belum tahu.
3. Dalam mendidik
sebaiknya menyesuaikan dengan tingkat kecerdasan dan pemahaman peserta didik.
4. Pendidik
sebaiknya menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahani
5. Pendidikan
dilakukan secara bertahab.
6. Pendidik atau
guru sebaiknya menguasai bahan ajar.
DAFTAR
PUSTAKA
1) Al-Qur’an Terjemah
2) Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir
al-MAraghi. Terj., Semarang: toha Putra
3) Fida, Abu, Ismail bin Umar bin
Katsir Ad Dimisqi, Tafsir Al-Quranil Al Adzim Juz 8, Daru Thoyyibah,
1999 M/ 1420 H
4) Hamka, Tafsir Al-Azhar, 2006
6)
kasir,ibnu.1998.Terje,ah Singkat Tafsir Ibnu Katsir
Jilid IV. Surabaya. PT.Bina Ilmu
7)
a2dcollection.blogspot.com di akses pada 05 April 2013
21.00 wib.
8) http://abufathirabbani.blogspot.com/2012/04/subyek-pendidikan-dalam-perspektif.html, Diunduh 25 maret, pukul 19.25 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar