Al-Qur'an Hadits makalah kelompok 10

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat, surat ini termasuk golongan surat makkiyah. Surat ini dinamakan An-Nahl yang artinya Lebah. Lebah adalah mahluk ciptaan Allah swt yang memberikan manfaat untuk manusia, dan dapat digunakan sebagai obat bagi manusia.
Pokok –pokok dari surat An-Nahl berisi tentang keimanan dan beberapa tentang hokum makanan dan minumam yang haram dan halal, hukum yang membolehkan memakai perhiasan ayng berasal dari laut, diperbolehkannya memakan makanan yang haram dalam keadaan terpaksa, larangan mempermainkan sumpah, dan kisah-kisah tentang nabi brahim as. Dalam makalah kali ini, pembahasan dikhususkan pada surat An-Nahl ayat 34 yang sangat berhubungan dengan konsep dalam pendidikan islam yaitu konsep Al-Tabyin. Untuk lebih jelasnya kita akan membahasnya dalam makalah ini.
Dalam surat An-nahl ayat 44 menerangkan tentang tarbiyah ilmu, tentang perintah menyiarkan dan menyebarkan ilmu kepada orang lain, agar risalah agam islam dapat tersebar dan bermanfaat bagi orang lain.
Pendidikan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun sebuah peradaban, khususnya peradaban yang Islami. Bahkan, ayat pertama diturunkan oleh Allah sangat berhubungan dengan pendidikan. Proses dakwah Rasulullahpun dalam menyebarkan Islam dan membangun peradaban tidak lepas dari pendidikan Rasul terhadap para sahabat. Dimulai dari sebuah rumah kecil “Darul Arqom” sampai membentang ke seberang benua. Diawali beberapa sahabat sampai tersebar ke jutaan umat manusia di penjuru dunia. Sebuah proses yang pernah menorehkan sejarah peradaban yang membanggakan bagi umat Islam, Madinah Al Munawarah. Sejarahpun mencatat banyak Negara yang memperkokoh bangsanya ataupun bisa segera bangkit dari keterpurukan dengan upaya membangun pendidikan. Wajar, karena dari pendidikanlah lahir sebuah generasi yang diharapkan mampu membangun peradaban tersebut. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa kemajuan pendidikan akan menjadi salah satu pengaruh kuat terhadap kemajuan atau kegemilangan sebuah peradaban.
Namun, konsep atau teori pendidikan mengalami sebuah perdebatan hangat bagi para pakar atau ilmuwan. Peran pendidikan yang semakin disadari pentingnya dalam melahirkan sebuah generasi tidaklah cukup tanpa disertai oleh konsep yang benar. Apabila kita menerima teori ilmiah empiris sebagai sebuah paradigma dalam teori pendidikan, maka disadari atau tidak berarti kita telah meninggalkan hal-hal yang bersifat metafisis dalam Al Qur’an dan Sunnah. Metode ilmiah dalam membangun sebuah teori harus dapat diamati oleh panca indera. Sebuah teori yang belum bisa dibuktikan secara empiris tidak bisa dijadikan dasar dalam menyusun sebuah teori termasuk didalamnya teori pendidikan. Padahal, Al Qur’an yang diwahyukan melalui Nabi Muhammad SAW, dari masa ke masa selalu berkembang pembuktian terhadap mukjizat Ilmiahnya, mulai dari masa lampau sampai masa yang akan datang. Menyesuaikan dengan kemampuan manusia dalam membaca mukjizat tersebut. Dalam Surat Al-An’am ayat 38:
… Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
Ditegaskan juga dalam ayat lain, yaitu surat An Nahl ayat 89
“… kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
Untuk itu menjadi hal yang sangat penting dan mendasar bagi para muslim untuk memahami konsep pendidikan menurut Al Qur’an dan Al Sunnah. Konsep dasar yang perlu untuk dikaji berawal dari definisi atau pengertian pendidikan yang disandarkan pada Al Qur’an dan As Sunnah.

B.     Pembatasan Masalah
Selanjutnya dari latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas, maka pemakalah dapat membatasi pembahasan makalah sebagai berikut:
1.      Teks Al-Qur’an Surat An-Nahl
2.      Terjemahan Surat An-Nahl
3.      Makna Kosa Kata Surat An-Nahl
4.      Isi Kandungan Surat An-Nahl
5.      Tafsir Ayat Surat An-Nahl

C.    Tujuan penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1.      Menambah wawasan kita tentang surat An-Nahl mulai dari arti, tafsir, dan sebagainya.
2.      Memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa pada dosen mata kuliah Qur’an Hadis.

D.    Metode penulisan
Penyusunan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi ini dari buku-buku yang telah direferensi oleh dosen mata kuliah Qur’an Hadis, serta buku-buku referensi tambahan yang didapat di perpustakaan, serta informasi dari internet.

E.     Sistematika penulisan
Untuk memudahkan makalah ini, pemakalah membagi menjadi tiga, yaitu :
I.       Pendahuluan yaitu, latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
II.    Pembahasan yaitu, Surat An-Nahl,Terjemahan surat An-Nahl, Kosa Kata surat An-Nahl, Isi kandungansurat An-Nahl, Tafsir surat An-Nahl.
III. Penutup dan daftar pustaka





















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teks   dan Terjemahan Surat  An- Nahl ayat 44

بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ


keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,

B.     Makna Kosa Kata (Mufradat)

بِالْبَيِّناتِ : keterangan-keterangan (mukjizat), yakni kami mengutus  mereka dengan keterangan-keterangan yaitu argumentasi-argumentasi yang  jelas. Al-Bayyinah adalah mukjizat yang menunjukkan kebenaran Rasul.
الزُّبُرِ : kitab-kitab, yakni kitab-kitab syari’at dan kewajiban-kewajiban manusia.
الذِّكْرَ : al-Qur’an. Al-Qur’an dinamakan الذِّكْرَ karena ia merupakan pelajaran dan peringatan.
لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ : agar kamu menerangkan kepada umat manusia, yakni menerangkanrahasia-rahasia syariat. 
ما نُزِّلَ إِلَيْهِمْ :  apa yang telah diturunkan kepada mereka, yaitu al-Qur’an,
وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ : dan supaya mereka memikirkan,
Tafsir per kosa kata
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذّكْرَ, yaitu القرآن Al-Qur’an.

 
لِتُبَيّنَ لِلنّاسِ مَا نُزّلَ إِلَيْهِمْ yaitu من ربهم لعلمك بمعنى ما أنزل الله وحرصك عليه واتباعك له, ولعلمنا بأنك أفضل الخلائق وسيد ولد آدم, فتفصل لهم ما أجمل وتبين لهم ما أشكل = “dari Rabb mereka karena pengetahuanmu (Muhammad) dengan arti apa yang telah Allah turunkan kepadamu, karena pemeliharaanmu terhadapnya, karena kamu mengikutinya, dan karena pengetahuan Kami  bahwa sesungguhnya kamu adalah orang yang paling mulia diantara para makhluk dan pemimpin anak Adam. Maka dari itu engkau (Muhammad) harus merinci untuk untuk mereka apa yang mujmal (global) dan menerangkan apa yang sulit bagi mereka”.

وَلَعَلّهُمْ يَتَفَكّرُونَ yaitu ينظرون لأنفسهم فيهتدون فيفوزون بالنجاة في الدارين = supaya mereka melihat diri mereka sendiri agar mendapat petunjuk dan beruntung dengan keselamatan dunia dan akhirat.
C.    Takwil Surat An-Nahl ayat 44
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt. telah mengutus rasul-rasul terdahulu diiringi dengan dalil-dalil yang jelas atas kenabiannya dan kitab samawi, sedang Allah telah menurunkan kepada Nabi Muhammad saw Al-Quran agar Nabi Muhammad bisa menjelaskan kepada manusia tentang makna-makna dan hukum-hukum yang masih samar dan hokum yang masih bersifat global (umum) . Selain itu juga agar manusia dapat  mentafakkuri makna yang terdapat di dalam Al-Qur’an, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk hidup, pedoman hidup, dan penyejuk hati yang gelisah bagi manusia.
Takwil surat ini adalah, kami tidak mengutus sebelummu melainkan orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada meraka. Kami utusmereka dengan (membawa) keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab, serta kami turunkan kepadamu Al Qur’an.
Kata bayyinat merupakan dalil dan argumen yang diberikan  Allah kepada para rasul-Nya sebagai bukti kenabiaan mereka dan sebagai saksi tentang kebenaran yang mereka bawa  disisi Allah SWT.
Firman Allah  وَأَنْزَلْنَاإِلَيْكَالذِّكْرَ “ Dan kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr (Al qur’an)maksudnya adalah , Allah swt telah  menurunkan kepadamu wahai Muhammad kitab Alqur’an ini sebagai perintah dan nasehat bagi manusia.


 Firman Allah,  لِتُبَيِّنَلِلنَّا  “Agar kamu menerangka, menjelaskan  kepada umat manusia“ maksudnya adalah agar kamu mengenalkan kepada mereka apa yang diturunkan kepada manusia itu.
          Firman Allah,       َلَعَلَّهُمْيَتَفَكَّرُونَ     “Dan supaya mereka memikirkan”maksudnya adalah, agar mereka mengambil pelajaran dari apa yang Allah swt  turunkan kepadamu. Maksud lain dari firman ini adalah agar mereka (manusia) mentaati segala semua yang telah diperintah oleh Allah swt dan rasulnya serta menjauhi larangan-larangan yang semuanya terdapat dalam Al-Qur’an.
D.    Aspek Tafsir Tarbawi dalam Surat An-Nahl ayat 44
Dalam adab mencari ilmu selama ini masih sering kali diabaikan. Hubungan murid dengan guru tak ubahnya hanya seperti penjual dan pembeli. Mari kita perhatikan kembali adab-adab dalam mencari ilmu agar ilmu yang telah kita dapatkan dapat bermanfaat bukan hanya manfaat dalam dunia, melainkan manfaat juga untuk akhirat kelak.
Habib Zaid Bin Ibrahim Bin Sumait mengungkapkan 5 adab mencari ilmu, diantaranya:
1.      Mensucikan hati dari segala pelanggaran yang dilarang Allah swt.   
Imam nawawwi dalam mukodiman Sayrh Al- Muhadzab berkata:”seyogyanya bagi seorang penuntut ilmu mensucikan hatinya dari kotoran sehingga ia layak menerima ilmu, menghafal, dan memanfaatkanya”.
2.      Ikhlas karena Allah dalam mencari ilmu. Dalam sabda Rasulullah saw “amal perbuatan itu tergantung pada niat”
3.      Rendah hati.
4.      Mengambil faedah (manfaat) dimana saja berada.
5.      Bersikap sederhana dalam mengkonsumsi makanan dan minuman.
E.     Tafsir Ayat Dalam Konsep Al-Tabyin
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa subjek pendidikan adalah yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan proses pendidikan. Pada surat Ar-Rahman ayat 1-6 telah jelas dikatakan bahwa yang melakukan proses pengajaran Al-Quran dan bayan adalah Allah SWT.
Maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi subjek pendidikan paling utama adalah Allah swt. Allahlah yang telah mengajarkan kepada manusia bagaimana menangis, berjalan, berbicara sampai manusia bisa menggunakan panca inderanya. Kemudian manusia tumbuh dewasa dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, bagaimana taatnya tumbuh-tumbuhan dan pepohonan kepada perintah Allah swt. Ketaatan mereka kepada Allah merupakan kehendak Allah yang tak bisa ditawar oleh siapapun pada saat itulah secara tidak langsung Allah pun mengajarkan kepada mereka tentang bagaimana cara menggunakan akalnya, begitulah seterusnya sehingga manusia bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya.
Pada surat Ar-Rahman ayat 5, secara eksplisit Allah mengajarkan manusia tentang Astronomi. Dimana manusia bisa menggunakan matahari dan bulan sebagai acuan dalam perhitungan tanggal. Penentuan tanggal ini dilandasi oleh adanya peredaran matahari dan bulan yang beredar sesuai perhitungan yang dikehendaki oleh Allah. Peredaran ini sangat teratur dan memungkinkan adanya kehidupan di dunia.
Pada surat An-Nahl ayat 43, Allah menjelaskan bahwa semua rasul Allah itu adalah manusia yang diberi wahyu bukan malaikat. Tugas utama rasul adalah tabligh (menyampaikan) wahyu dari Allah swt. tak peduli apakah tabligh itu diterima oleh kaumnya atau tidak, tugas rasul hanyalah tabligh. Isi dari tabligh adalah menyampaikan berita gembira (basyiiran) dan berita menakutkan (nadziran). Tentu saja dalam proses penyampaian ini ada proses pembelajaran, yaitu suatu proses yang merubah tingkah laku suatu kaum, dari musyrik menjadi tauhid, dari kufur menjadi iman walaupun tidak semuanya berubah. Dengan demikian maka rasul adalah subjek belajar kedua setelah Allah swt.
Masih dalam ayat 43 dan 44, Allah menegaskan kepada orang-orang kafir jika kalian tidak percaya bahwa rasul adalah manusia, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan (ahladzdzikri) tentang hal tersebut. Melalui ayat ini kita bisa mengetahui bahwa ketika kita tidak menguasai suatu bidang ilmu, maka hendaknya kita bertanya kepada orang yang ahli dalam bidang ilmu tersebut, dengan demikian maka kita akan mendapatkan jawaban yang meyakinkan karena dijawab oleh Ahlinya.
Jika kita tarik ke dalam teori pendidikan, maka proses pembelajaran yang disampaikan oleh Allah ini adalah proses pembelajaran inquiry. Inquiry Yaitu suatu proses pembelajaran dimana anak didik menemukan masalah dan secara aktif siswa tersebut mencari jawabannya. Dalam ayat ini musyrikin Quraisy merasa tidak yakin akan kerasulan Nabi Muhammad, karena Nabi Muhammad adalah seorang manusia, maka Allah memerintahkan kepada musyrikin Quraisy tersebut untuk mencari jawabannya sendiri kepada orang-orang Ahli Kitab, tentang rasul mereka sebelum Nabi Muhammad, apakah berbentuk manusia atau malaikat. Dengan demikian maka subjek pendidikan pada lanjutan ayat 43 ini adalah musyrikin Quraisy atau dalam konteks pendidikan adalah peserta didik. Adapun ahludzdzikri hanyalah sebagai fasilitator atau sumber belajar saja.
Pada ayat 44, Allah menegaskan bahwa kedatangan para rasul terdahulu itu disertai dengan mukjizat dan kitab-kitab sebagai bukti bahwa mereka adalah orang pilihan yang diutus oleh Allah swt. Dalam konteks pendidikan peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar kita merupakan sumber belajar yang tak ternilai harganya. Jika umat terdahulu dengan melihat langsung terhadap mukjizat para rasul maka mereka semakin yakin akan kerasulannya serta semakin kuat keimanannya kepada Allah, maka untuk umat akhir zaman, dengan memperhatikan alam semesta yang terus berkembang dan mengalami perubahan maka manusia bisa memetik pelajaran dari peristiwa alam tersebut yang jika sumbernya dirunut terus menerus maka pada akhirnya akan kembali kepada sang pencipta Allah swt. Jika pengetahuan ini telah ditemukan maka kemudian didokumentasikan dalam bentuk buku yang bisa dibaca kapan saja oleh generasi selanjutnya. Awal dari ayat ini menegaskan secara tidak langsung bahwa sumber belajar itu adalah bayyinat (mukjizat, peristiwa alam) dan zubur (kitab-kitab, buku).
Pada lanjutan ayat 44, ayat ini menegaskan bahwa Allah swt. menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad sebagai media penjelasan kepada manusia tentang apa yang telah diturunkan kepada mereka. Lanjutan ayat ini sesuai dengan awal ayat, bahwa buku adalah salah satu sumber belajar, hanya saja buku/kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah Al-Quran. Lanjutan ayat ini juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad sebagai rasul merupakan salah satu subjek pendidikan bagi kaumnya, sebagaimana disebutkan di atas bahwa tugas rasul adalah tabligh.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diantara subjek pendidikan yang terkandung dalam surat Ar-Rahman ayat 5-6 dan An-Nahl ayat 43-44 adalah :
1.      Allah swt. sebagai peletak dasar pendidikan bagi manusia, melalui penciptaan kehendak, panca indera dan akal.
2.      Para Rasul, mereka merupakan subjek belajar kedua setelah Allah swt. Setelah Allah memberikan bekal yang cukup bagi manusia untuk belajar, maka kemudian Allah mengutus para rasul untuk menyampaikan ajarannya.
3.      Subjek pendidikan ketiga adalah umat manusia itu sendiri, dalam arti atas petunjuk dari Allah dan Rasulnya maka hendaknya manusia bisa menemukan sendiri pengetahuan yang dibutuhkannya.
Jika ditarik ke dalam dunia pendidikan maka rasul adalah sebagai guru yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik umatnya (peserta didik). Pada saat yang sama peserta didik juga sebagai subjek pendidikan yang secara aktif menggali berbagai pengetahuan di bawah bimbingan guru. Ini sangat sesuai dengan teori pendidikan modern yang menjadikan siswa sebagai subjek pendidikan bukan sebagai objek pendidikan.

F.     Pelajaran Ayat dan Kaitannya dengan Subjek Pendidikan
Dalam konteks pendidikan islam , bahwa pendidikan islam merupakan proses pemeliharaan, pengasuhan, dan pendewasaan anak, dan dalam proses tersebut memerlukan adanya seorang guru, materi pelajaran, kurikulum, dan metode yang akan digunakan untuk menyampaikan materi tersebut.dalam surat An-nahl ayat 43 dan 44 terdapat komponen-komponen dalam pendidikan yaitu:
a.Allah mengutus seorang rasul
b.”ahlu dzikru” dapat dikatakan orang yang berilmu, atau dapat disebut juga dengan guru.
c.”adzikru”, disebut dengan materi atau kurikulum.
Pelajaran yang terkandung dalam surat An Nahl ayat 44 antara lain :
1.      Wajib bertanya kepada  orang yang berilmu bagi orang yang tidak tahu tentang urusan agamanya, baik itu masalah akidah, ibadah, maupun hukum.
2.      As sunnah merupakan kebutuhan mutlak, karena as sunnah menjelaskan secara rinci kandungan Al qur’an yang bersifat gellobal dan menjelaskan maknanya.kaitannya dengan subjek pendidikan  adalah bahwa orang-orang yang berilmu dan rosulullah SAW adalah sebagai pelaku pendidikan. Orang yang berilmmu harus menjawab pertanyaan orang-orang tentang urusan agamanya.
3.   Allah swt telah menurunkan kitab-kitab yang menjelaskan beberapa ketentuan yang membawa mashlahat. Kaitannya dengan subjek pendidikan adalah bahwa manusia yang selalu berpedoman kepada Al-qur’an hidupnya akan terarah dengan baik. Dan para peserta didik bahwa kitab yang di maksud dalam arti buku-buku bacaan yang dapat memberikan pengetahuan yang sangat berguna bagi penunjang pengetahuan para peserta didik dlam proses belajar.
4.      Kitab Al-Quran yang telah diturunkan untuk manusia sebagai penjelasan akidah dan hokum yang terkandung di dalamnya juga agar manusia dapat merenungkan isi yang terkandung di dalamnya dan menjadikannya sebagai pelajaran sehingga mereka mendapatkan kebenarannya.



G.    Kedudukan Al-bayan sebagai penjelas amalah dalam islam
Tabyin” berarti menjelaskan, artinya bahwa hadits-hadits Rasulullah saw berfungsi untuk menjelaskan atau menerangkan berbagai hukum-hukum syariat yang masih global atau umum yang disebutkan didalam Al Qur’an al Karim, seperti : shalat, zakat, haji dan lainnya. Salah satu contoh hadits sebagai penjelasan(bayan)“lakukanlah shalat seperti kamu melihat aku melakukan shalat”, “ambilah pelaksanaan hajimu dari saya”.[1] Tidak mungkin bagi seorang muslim jika dirinya didalam melaksanakan keislamannya hanya bersandar kepada Al Qur’an tanpa mau merujuk kepada sunnah-sunnah Rasulullah saw. Jika demikian lalu bagaimana dirinya akan melakukan shalat? Bagaimana dengan rakaat-rakaat shalatnya?! Bagaimana cara mereka mengeluarkan zakat atau menunaikan manasik hajinya?! Karena penjelasan atau rincian itu semua terdapat didalam sunnah-sunnah Rasulullah saw.
Islam tidaklah bisa ditegakkan tanpa merujuk kepada sunnah-sunnah Rasulullah saw karena itulah para ulama terdahulu maupun belakangan telah bersepakat bahwa sunnah merupakan sumber hukum islam kedua setelah Al Qur’an al Karim dan sunnah merupakan hujjah (dalil) didalam agama, berdasarkan firman Allah swt :
Artinya : “dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” (QS. An Nahl : 43 – 44)









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Subjek pendidikan adalah orang atau pun kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan.
pendidik adalah individu yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
             Surat  An-Nahl ayat 43-44 menjelaskan tentang pembuktian bahwa semua rasul itu manusia, tidak ada alasan tidak menerima kerasulan karena rasulnya manusia. Sebagai bukit kerasulan seseorang Allah memberikan mukjizat dan kitab, begitu juga kepada Nabi Muhammad Allah menurunkan Al-Quran sebagai pegangan hidup manusia.
Subjek pendidikan yang terkandung dalam surat Ar-Rahman ayat 5-6 dan An-Nahl ayat 43-44 adalah :
1.      Allah swt. sebagai peletak dasar pendidikan bagi manusia, melalui penciptaan kehendak, panca indera, akal dan alam semesta sebagai wahana berfikir manusia.
2.      Para Rasul, mereka merupakan sumber belajar kedua setelah Allah swt. Setelah Allah memberikan bekal yang cukup bagi manusia untuk belajar, maka kemudian Allah mengutus para rasul untuk menyampaikan ajarannya.
3.      Subjek pendidikan ketiga adalah umat manusia itu sendiri, dalam arti atas petunjuk dari Allah dan Rasulnya maka hendaknya manusia bisa menemukan sendiri pengetahuan yang dibutuhkannya.

  Nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari surat An-Nahl ayat : 43 dan 44 antara lain:
1.      Menganjurkan kita untuk bertanya apabila kita tidak tahu.
2.      Apabila kita mempunyai ilmu sebaiknya ajarkan kepada yang belum tahu.
3.      Dalam mendidik sebaiknya menyesuaikan dengan tingkat kecerdasan dan pemahaman peserta didik.
4.      Pendidik sebaiknya menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahani
5.      Pendidikan dilakukan secara bertahab.
6.      Pendidik atau guru sebaiknya menguasai bahan ajar.



DAFTAR PUSTAKA
1)      Al-Qur’an Terjemah
2)      Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-MAraghi. Terj., Semarang: toha Putra
3)      Fida, Abu, Ismail bin Umar bin Katsir Ad Dimisqi, Tafsir Al-Quranil Al Adzim Juz 8, Daru Thoyyibah, 1999 M/ 1420 H
4)      Hamka, Tafsir Al-Azhar, 2006
5)      www.qtesting.lbmb.com ,di unduh pada tanggal 25 maret, pukul 19.25 wib.
6)      kasir,ibnu.1998.Terje,ah Singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid IV. Surabaya. PT.Bina Ilmu
7)      a2dcollection.blogspot.com di akses pada 05 April 2013 21.00 wib.

9)      www.abul-jauzaa.blogspot.com, di unduh  pada tanggal 16 maret 2013 10.35 wib.






















[1] Sabda Nabi Muhammad saw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar